Minggu Ini, Dewan Reses dan MonitoringMERAUKE-Wakil ketua II Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD)
Kabupaten Merauke, Benjamin Latumahina mengatakan dalam minggu ini pihaknya
akan melakukan agenda reses di daerah pemilihan masing-masing.“Iya agendanya begitu. Jadi Rabu kami masuk dan menyusun
jadwal reses dan monitoring,” kata Benjamin Latumahina kepada koran ini via
selulernya, Senin (27/3).Benjamin mengungkapkan, dalam reses kali ini agak berbeda
dengan reses sebelumnya. Dimana reses kali ini akan dilakukan di satu lokasi
namun terbagi menjadi tiga titik.“Jadi kalau kemarinkan satu lokasi satu titik, sekarang satu
lokasi tiga titik,” jelas Benjamin Latumahina.Dijelaskan, tujuan dilakukan perubahan reses tersebut agar
dalam penyerapan aspirasi masyarakat lebih efektif dan efisien. Sehingga,
aspirasi-aspirasi yang ditampung di daerah pemilihan masing-masing bisa
diakomodir oleh Pemerintah Kabupaten Merauke.“Karena pertama inikan kita punya daerah ruang lingkupkan
terlalu luas, kadang-kadang kalau kita reses hanya disatu titik saja kan banyak
aspirasi di titik lain tidak terakomodir,” ucap politikus Partai Nasional
Demokrat (Nasdem) ini.Ditambahkan, dengan dilakukannya reses di tiga titik di satu
daerah membuat dewan lebih mengetahui kesulitan, hambatan dan problem yang
dirasakan oleh masyarakat.“Sehingga, kalau tidak ada halangan dalam minggu ini kami
anggota DPRD Kabupaten Merauke akan melakukan reses dan monitoring di daerah
pemilihan masing-masing,” pungkasnya.(nik)
Dua Bahasa Lokal di Merauke Terancam Punah
Agustinus Mahuze for Radar Merauke Beberapa penutur bahasa lokal dari etnis Marori sedang mendokumentasikan bahasa lokalnya dalam bentuk kamus, sebagai salah satu upaya menjaga kelestarian bahasa lokal Marori Mengge. MERAUKE- Dua bahas lokal yakni, Bahasa Marori yang berada di Kampung Wasur dan Kanum Badi yang berada di Kampung Onggaya terancam punah. Hal ini berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh salah satu antropolog, I Wayan Badrika yang dimulai sejak 2011 hingga 2016 lalu. “Dari hasil penelitian yang kami sudah lakukan itu, dua bahasa lokal ini sudah semakin sulit didengarkan. Sebagian besar bahasa ini tidak lagi digunakan oleh kaum mudah,” kata Asisten Peneliti I Wayan Badrika untuk wilayah Papua, Agustinus Mahuze ketika ditemui Radar Merauke di ruang kerjanya, Selasa (30/5). Dijelaskan, pada 2016 jumlah penutur bahasa lokal Kanum Badi yang berada di Kampung Onggaya hanya mencapai lima orang. Sedangkan bahasa Marori Mengge hanya tersisa 15 kepa...
Komentar
Posting Komentar