14 Siswa SMTK GGRI-P Merauke Ikuti Ujian Nasional


Sulo/Radar Merauke
Siswa SMTK GGRI-P Merauke  sedang ikuti ujian nasional dengan menggunakan pensil dan lembar jawaban komputer,  Senin (10/4) 

MERAUKE- Sebanyak 14 siswa Sekolah Menengah Teologi Kristen Gereja-Gereja Reformasi di Indonesia-Papua (SMTCK GGRI-P) Merauke mengikuti  ujian nasional  yang digelar secara serentak di seluruh Indonesia untuk tingkat SMA, Senin (10/4).
Kendati sekolah ini bisa dikategorikan masih berada di dalam kota,  namun  ujian yang digelar disini bukan Ujian Nasional Berstandar Komputer (UNBK) namun secara manual dengan menggunakan pensil dan lembar jawaban komputer. 
Kepsek SMTCK GGRI-P) Tetsi Emiliana Sawi, S.Th, ditemui   disela-sela ujian tersebut mengaku,   ujian yang diselenggarakan ini merupakan  yang ke-6 kali sejak berdiri tahun 2009 lalu.  ‘’Karena sekolah kami sudah terakreditasi CB, maka sekolah yang belum terakreditasi bergabung dengan kami. Sehingga ada  4 siswa lain   yang bergabung di ruangan lain dari  SMTK Setia,’’ kata  Tetsi Emiliana Sawi. Dengan bergabungnya  4 siswa dari sekolah lain itu, maka jumlah siswa yang mengikuti ujian di sekolah tersebut 18 orang.
Diakui Tetsi, pihaknya belum dapat mengikuti UNBK  karena masih terkendala dengan ketersediaan sarana prasarana  baik jaringan internet maupun  perangkat komputer. Di samping  kesiapan dari pihak sekolah dan siswa. 
 Dijelaskan, siswa yang  sekolah ditempat ini adalah anak-anak yang berasal dari daerah Bomakia, Kabupaten Boven Digoel, kemudian dari Kabupaten Mappi dan Kabupaten Asmat. 
Dikatakan, meski sekolah ini   adalah sekolah khusus untuk belajar teologi, namun  pelajaran  yang diberikan kepada siswa  50 persen adalah pelajaran umum sedangkan 50 persen lainnya teologi.   ‘’Ya harapannya setelah  lulus, mereka bisa lanjut ke sekolah  pendeta.  Tapi, ada juga   yang  lanjut ke perguruan  tinggi umum setelah lulus dari sini,’’ terangnya.

Sementara  keberadaan SMTK GGRI-P Merauke tersebut, menurut  Testi, adalah sekolah yang  berdiri dan diprakarsai  gereja-gereja Reformasi Indonesia di Papua  yang memiliki komitmen dan konstribusi positif untuk mengembangkan pendidikan berpola asrama sebagai sarana penyiapan SDM dalam rangka memacu percepatan pembangunan di daerah dalam pengembangan potensi SDM yang berkualitas berdasarkan ajaran iman Kristen. (ulo)  

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Dua Bahasa Lokal di Merauke Terancam Punah

Pemkab dan Adat Turun ke Kampung Nasem

Letkol Heri Krisdianto: Proxiwor Musuh Bersama