Bulog Kembali Datangkan 96 Ton Gula Pasir

 MERAUKE- Perum Bulog Sub Devisi  Merauke kembali mendatangkan 96 ton gula pasir sebagai persiapan memasuki bulan Suci Ramadhan  tahun 2017.
Plh Kepala Bulog  Merauke  Arsul Tallamma,  mengungkapkan,  gula pasir yang didatangkan tersebut sebanyak 4 kontainer dimana setiap kontainernya sebanyak 24 ton. ‘’Sedang dalam perjalanan  ke Merauke. Mudah-mudahan  minggu depan sudah bisa tiba di Merauke dan kita dapat melakukan pembongkaran di  pelabuhan.  Ya, mudah-mudahan tidak ada halangan,’’ harap  Arsul Tallamma,  ditemui wartawan  di ruang keranya, Rabu  (19/4).
Arsul mengungkapkan, 96 ton gula pasir  yang didatangkan tersebut  sebagai persiapan  untuk memasuki bulan Suci Ramadhan tahun 2017.  Gula pasir yang didatangkan ini diharapkan  dapat memenuhi kebutuhan selama 2 bulan. ‘’Pengalaman beberapa    bulan terakhir ini,  setiap bulannya cukup untuk 2 kontainer. Mudah-mudahan itu bisa mencukupi,’’ katanya.   
Arsul menjelaskan, harga   jual eceran gula pasir  tersebut tetap  Rp 12.500 setiap kilogramnya.  ‘’Jadi  harga eceran tetap Rp 12.500 setiap  kilogramnya,’’ katanya.
Selama ini, lanjut   Arsul Tallamma, penjualan   gula pasir Bulog ini dipercayakan kepada RPK-RPK yang ada. Sampai sekarang  jumlah RPK yang ada mulai dari kota sampai ke Sota sebanyak 17  titik. ‘’Sudah ada di Kurik,  Tanah Miring, Kota dan Sota,’’ tandasnya.

Diakui   Arsul penjualan gula pasir tidak hanya  oleh Bulog tapi juga oleh distributor lainnya. Namun  pihaknya tidak mencampuri soal harga yang dilakukan para distributor  tersebut.  ‘’Yang jelas, khusus  untuk gula pasir yang kita datangkan  harga tidak boleh lebih dari Rp 12.500 perkilogramnya,’’ tandasnya.  Diketahui,  gula pasir yang didatangkan oleh Bulog ini dalam rangka mentabilkan harga gula   yang  semula untuk gula preminium  sudah sampai  Rp 22.000 perkilogramnya. Sedangkan gula   curah harga sampai Rp 19.000-20.000 perkilogramnya. (ulo)   

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Dua Bahasa Lokal di Merauke Terancam Punah

Pemkab dan Adat Turun ke Kampung Nasem

Letkol Heri Krisdianto: Proxiwor Musuh Bersama