Dewan Dorong Perkebunan dan Pabrik Tapioka


Sulo/Radar Merauke
Rapat kerja DPRD Kabupaten Merauke membahas hasil kunjungan Komisi A ke Provinsi Lampung beberapa waktu lalu di ruang sidang DPRD Merauke, Selasa (25/4). 
DPRD Merauke akan dorong pembangunan perkebunan singkong dan tepung tapioka di Merauke  yang nantinya akan dikelola BUMD


MERAUKE-    DPRD Kabupaten Merauke akan mendorong  pemerintah Kabupaten Merauke   untuk membuka perkebunan  singkong dan pabrik  tapioka  di Kabupaten Merauke.  Hal ini terungkap dalam  rapat kerja DPRD Kabupaten Merauke dipimpin Wakil Ketua II Ir. Drs  Benjamin Latumahina, Selasa (25/4). Komisi A DPRD Kabupaten Merauke yang telah melakukan studi banding ke Lampung beberapa waktu lalu memberikan laporan hasil studi banding mereka. 
Anggota Komisi A DPRD Merauke Heribertus Silubun, mendorong agar  nantinya perkebunan   singkong dan pabrik tapioka tersebut  dikelola oleh BUMD  yang dibentuk oleh pemerintah sehingga dapat memberikan keuntungan bagi masyarakat maupun kepada pemerintah Kabupaten Merauke.  Menurutnya,  perkebunan singkong dan pabrik tapiokanya tidak perlu diberikan kepada investor maupun melalui Kerja Sama Operasional (KSO). Sebab menurutnya, jika diberikan kepada investor  maupun lewat KSO tidak akan memberikan keuntungan bagi daerah. ‘’Kalau pola investasi itu tidak akan menguntungkan. Karena itu harus dibentuk sebuah BUMD   atau perusahaan daerah yang nantinya dikelola oleh orang-orang professional,’’ kata  politisi dari Partai PDI-Perjuangan tersebut. 
Menurut   Heribertus Silubun untuk dapat mengeksekusi  hal tersebut dibutuhkan keberanian dari seorang pimpinan daerah, seperti yang dilakukan   oleh pejabat sebelumnya yang melakukan pengadaan pesawat dalam rangka memberikan pelayanan kepada masyarakat yang pada saat itu  warga Merauke kesulitan alat transportasi udara.  Jika ini berjalan, maka  pembangunan pabriknya tidak hanya  di satu tempat yakni di Jagebob, namun  akan dibangun di sejumlah distrik.
Hal yang sama disampaikan Saherdi, S.Hut. Politisi dari PKS tersebut menilai bahwa pembukaan kebun singkong oleh masyarakat dan pabrik tepung tapioka oleh  pemerintah daerah tersebut merupakan sebuah pelaung besar. ‘’Saya melihat ini program yang seksi. Mengapa saya   katakana seksi karena peluangnya sangat besar,’’ terangnya.
Dikatakan, saat ini   kebutuhan tepung tapioka di Indonesia sangat besar. Setiap tahunnya, kata dia, kebutuhan tepung tapioka ini mencapai 350 juta ton. Sementara produksi  dari Lampung baru 7 juta ton sehingga sisanya untuk memenuhi kebutuhan dalma negeri selama  ini diimpor dari Thailand.
‘’Sementara singkong ini paling gampang di tanam. Dan saya pikir  masyarakat kita terbiasa menanam singkong,’’ terangnya.
Sementara  itu, Wakil Ketua II Benjamin Latumahina mnejelaskan, total dana yang dibutuhkan untuk  pengadaan mesin tapioka dan peralatannya tersebut sebesar Rp 90 miliar.  ‘’ Kita harus dorang sama-sama. Untuk    2  periode anggaran.  Pertama di APBD Perubahan 2017 dan pada APBD  induk 2018 mendatang,’’ katanya.  

Menurut Benjamin Latumahina, tepung Tapioka ini  masih memberikan peluang yang sangat besar. Berbeda  dengan tepung Telo  yang pabriknya dibangun pemerintah di Sota. ‘’Untuk  kebutuhan lokal saja, pemasarannya sudah cukup sulit. Tapi dengan tepung tapioka ini pasarannya masih sangat terbuka,’’ tandasnya. (ulo)    

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Dua Bahasa Lokal di Merauke Terancam Punah

Pemkab dan Adat Turun ke Kampung Nasem

Letkol Heri Krisdianto: Proxiwor Musuh Bersama