Eksistensi Hutan Terancam, Pemkab Asmat Kurangi Penggunaan Kayu


MERAUKE- Pemerintah Kabupaten Asmat terus berupaya mengurangi penggunaan kayu untuk pembangunan fisik  di Kabupaten Asmat.  Sebab, keberadaan  hutan di Kabupaten Asmat terancam habis dengan peningkatan pembangunan  di Kabupaten Asmat. Ini karena seluruh bahan bangunan tersebut, baik jalan maupun  rumah sampai fasilitas perkantoran menggunakan kayu besi. 
‘’Ya, kita   terus berupaya untuk mengurangi penggunaan kayu di Asmat. Kalau tidak, maka  hutan kita akan habis,’’ kata   Bupati Asmat Elisa Kambu, S.Sos kepada  wartawan di Merauke, Sabtu  (22/4).
 Pengurangan penggunaan kayu itu, lanjut Elisa Kambu dimulai dengan membangun jalan dengan menggunakan komposif beton. Meski  penggunaaan komposif  beton cukup mahal, namun lanjut   Elisa Kambu, tidak  ada jalan lain  jika ingin  hutan tetap lestari.
‘’Sekarang ini,   jalan yang kita bangun sudah mulai menggunakan komposif beton.  Jalan yang sudah kita bangun dengan komposif beton panjangnya sudah 12 kilometer,’’ terangnya.
Elisa Kambu menargetkan , 4 tahun kedepan seluruh fasilitas pemerintah di Kabupaten Asmat sudah mulai menggunakan  beton, baja atau aluminium. Tidak lagi menggunakan kayu.  
‘’Untuk kayu, kita arahkan untuk rumah-rumah masyarakat di kampung-kampung. Tapi kita juga sedang menjajaki  untuk pengunaan baja maupun aluminium,’’ katanya.
 Dikatakan,  jika mulai sekarang  penggunaan kayu tersebut tidak  dikurangi maka suatu saat hutan di Kabupaten Asmat akan habis. Dan hal itu mulai terasa dengan  jembatan yang dibangun. Jika    5-10 tahun lalu, jembatan kayu yang dibagun bisa bertahan sampai 5 tahun, maka  sekarang ini  jelas Bupati, jembatan kayu yang dibangun tersebut tidak bertahan sampai 2 tahun. Ini karena kayu yang digunakan adalah kayu mudah. ‘’Kayu besi  tua sudah habis. Jadi sekarang yang  kita gunakan adalah kayu besi muda sehingga penggunaannya juga tidak bertahan,’’ terangnya. 
Menurut Bupati Elisa Kambu, pembangunan jalan dengan menggunakan komposif baja tersebut tidak hanya  diibukota Kabupaten, namun juga mulai di distrik-distrik.

‘’Kalau sebelumnya, kita fokus diibukota distrik, mulai tahun ini  jembatan dengan komposif beton tersebut juga kita bangun di dsitrik. Mulai distrik  Atsj, Fayit, Suator. Tapi kalau pantai Kasuari kita akan cor dengan tanah,’’ terangnya. (ulo) 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Dua Bahasa Lokal di Merauke Terancam Punah

Pemkab dan Adat Turun ke Kampung Nasem

Letkol Heri Krisdianto: Proxiwor Musuh Bersama