Jalan Trans Papua Rusak Parah


Natan Palittin for Radar Merauke
Kondisi jalan  Trans Papua  yang kini rusak berat di sekitar Kali Barki-Distrik Elikobel-Merauke. Pemerintah perlu segera menangani jalan yang rusak tersebut  sehingga mobilisasi barang dan orang dari Merauke ke Kabupaten Boven Digoel.

MERAUKE- Jalan Trans Papua, yang merupakan  jalan nasional di sekitar Kali Barki, Distrik Elikobel Merauke  saat ini dilaporkan mengalami rusak parah.  Bahkan, di  tempat tersebut puluhan bahkan ratusan truk dengan muatan antrian untuk melewati jalan yang rusak parah tersebut.
‘’Mulai dari  Sota sampai Kampung Erambu  di bawah jembatan Kali Wanggo itu sudah parah dan lubang-lubang. Waktu saya pulang, kondisinya    sudah parah. Padahal hanya beberapa jam. Tapi yang paling parah itu antara Erambu-Bupul di  sekitar Kali Barki. Di sana, ada  sekitar 100-an truk antri  untuk melewati jalan yang rusak parah itu,’’ kata  Anggota DPRD Kabupaten Merauke, Natan Palittin, ST,   kepada Radar Merauke, Jumat  (7/4). 
   Anton mengungapkan, untuk melewati  jalan yang rusak parah tersebut,  truk harus saling menarik. Satu   mobil ditarik  2-3 truk lainnya baru bisa lepas dari jalan lubang berlumpur tersebut.
‘’Dari keterangan para sopir yang ada di tempat  tersebut, ada yang mengaku sudah  2 hari bahkan 3 hari berada di tempat tersebut.  Yang ironisnya bahwa kebanyakan truk ini mengangkut bahan kebutuhan pokok untuk melayani Distrik Elikobel, Muting dan Ulilin.  Bahkan sampai ke Kabupaten Boven Digoel.   Kondisi jalan memang sangat parah,’’ katanya.
Anton Palittin berharap, kondisi jalan yang rusak tersebut tidak berlarut-larut. Namun harus segera ditangani. Sebab, jika  tidak segera ditangani maka jalan akan semakin rusak parah.   Dan akan terjadi, lanjut dia,  masyarakat yang akan merasakan dampaknya. Sebab, pasokan  bahan makanan ke distrik-distrik bahkan sampai ke Boven Digoel akan terhambat. Bahkan ada truk yang membawa ayam beku menjadi busuk karena lamanya di perjalanan. 
‘’Kalau ini yang terjadi maka bisa memicu kenaikan harga. Apalagi, kalau kondisi jalan rusak ini sampai lebaran nanti, sehingga perlu penanganan segera dari pemerintah pusat. Karena itu status  jalan nasional,’’ terangnya.
Dikatakan, dari informasi yang diterima pihaknya, jika jalan yang  rusak parah tersebut baru selesai di tangani sekitar 3 tahun lalu. ‘’Yang kita pertanyakan    mengapa itu bia terjadi. Apakah kontruksinya yang salah atau pelaksanaan pekerjaan yang  sakah. Ini harus dilihat secara bersama  baik dari pemerintah Kabupaten Merauke maupun  dari Pemerintah Pusat melalui provinsi yang melaksanakan pekerjaan ini,’’ terangnya. 
Laporan  yang diterima pihaknya, lanjut  Natan Palittin bahwa  kontruksi badan jalan tidak sesuai muatan kendaraan yang lewat terutama truk. Sebab,   kapasitas jalan misalnya hanya untuk  3 ton namun truk  yang lewat diatasnya  dengan muatan  5 ton. ‘’Ini juga yang mempercepat kerusakan jalan. Apalagi  kita tahu, kondisi tanah kita labil karena  tanah lumpur,’’ terangnya.
Selain itu, lanjut dia,   kurangnya pemeliharaan  jalan tersebut.  Jika ada yang berlubang dan tidak segera diperbaiki maka akan mempercepat kerusakan jalan tersebut. ‘’Kalau ada   lubang kecil dan langsung  diperbaiki, maka tidak akan cepat parah,’’ kata politisi Partai Nasdem  tersebut. 
  Dengan melihat kondisi jalan yang parah tersebut, sambung Natan Palittin,   pihaknya akan berkoordinasi dengan pemerintah provinsi dalam hal ini balai besar jalan nasional  yang ada di Jayapura untuk mendorong ke pemerintah pusat. Karena  jalan tersebut statusnya jalan  nasional. ‘’Memang  selama ini  sudah beberapa kali kami dorong tapi belum berhasil,’’ katanya.
   Dikatakan,    penanganan jalan trans Papua tersebut perlu terobosan  agar setiap ruas jalan yang dibangun di  sepanjang jalan Trans Papua tersebut bisa bertahan.
 ‘’Dengan system soil mungkin bagus. Tapi  kalau soil namun air tidak diantisipasi  masuk ke dalam badan jalan, jelas akan terbongkar.   Sehingga perlu kita cari terobosan  bagaimana  rembesan air tidak masuk ke badan jalan. Di cor sekalipun, tapi kalau  air kita  biarkan masuk ke dalam badan jalan maka jalan akan tetap  patah. Karena kondisi tanah kita yang labil,’’ tambahnya. (ulo)    


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Dua Bahasa Lokal di Merauke Terancam Punah

Pemkab dan Adat Turun ke Kampung Nasem

Letkol Heri Krisdianto: Proxiwor Musuh Bersama