KPA Akan Perluaskan Cakupan VCT

MERAUKE- Guna menekan jumlah pengidap HIV-AIDS di Kabupaten Merauke, Komisi Penanggulangan AIDS (KPA) akan lebih intensif untuk melakukan pemeriksaan dan perluasan cakupan kelompok masyarakat yang akan di VCT.
“Jadi kami akan perluas cakupan pemeriksaan terhadap seluruh kelompok masyarakat,” kata Sekretaris KPA Merauke Tuban Sriyono ketika ditemui  usai mengikuti rapat bersama anggota KPA di kantor Sekretariat KPA Merauke, Senin (3/4), kemarin.
Menurutnya, selama ini pengidap  HIV-AIDS masih banyak yang belum bisa dipantau dengan baik oleh KPA Merauke. Hal ini disebabkan karena masih banyak masyarakat yang  masih enggan diperiksa kondisi kesehatannya. Ini karena masih sebagian masyarakat yang salah tafsir terkait dengan penyelenggaraan pemeriksaan rutin yang dilakukan selama ini.
“Mereka bilang kalau usai periksa takutnya mereka didiskriminasi kalau sampai diketahui sudah terinfeksi. Padahal tidak seperti itu. Kalau semua sudah diperiksakan berarti kami bisa tahu jelas. Inikan masih banyak juga yang tidak bersedia untuk diperiksa,” katanya.
Dijelaskan, selama ini pemeriksaan atau VCT ini hanya dilakukan berdasarkan sukarela dari masyarakat atau kelompok tertentu. Sehingga hal inilah menjadi kendala tersendiri untuk mengetahui secara pasti jumlah pengidapnya.
“Kalau semua sudah diketahui maka pengobatannya juga lebih mudah dan pengawasannya bisa maksimal,” jelasnya.
Untuk itu, pihaknya akan memperluas cakupan VCT terhadap semua golongan dan kelompok masyarakat. Dengan pemeriksaan atau VCT yang bersifat intervensi ini maka bisa diyakini para pengidap ini bisa diketahui secara pasti keberadaanya.
“Cakupannya masih umum, baru bersifat sukarela belum ada intervensi. Kami akan melakukan intervensi ke kelompok dunia usaha dan lainnya,” ungkapnya.
Dikatakan, untuk mengoptimalkan program VCT tersebut maka pihaknya akan melakukan intervensi pemeriksaan terhadap sejumlah kelompok masyarakat, golongan masyarakat, para pelajar dan mahasiswa.
“Sekarang saja ada siswa sekolah dasar sudah positif. Itu bukan karena dari orang tua tapi karena pergaulan mereka yang salah,” katanya. (roy/ulo)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Dua Bahasa Lokal di Merauke Terancam Punah

Pemkab dan Adat Turun ke Kampung Nasem

Letkol Heri Krisdianto: Proxiwor Musuh Bersama