Masyarakat Adat Minta Ganti Rugi Rp 500 Juta



Robert / Radar Merauke
Masyarakat pemangku hak ulayat tanah di Kampung Kumbe saat melakukan negosiasi terkait ganti rugi lahan yang telah digunakan untuk membangun gedung sekolah SMP Negeri 1 Kumbe, Rabu (5/4)

MERAUKE-Wakil Bupati Merauke Sularso, SE  menemui sejumlah perwakilan masyarakat Kumbe yang mengklaim memiliki hak ulayat atas tanah yang telah dibangun SMP Negeri 1 Kumbe. Pertemuan tersebut berlangsung di aula SMP Negeri 1 Kumbe, Rabu (5/4)
Dalam pertemuan tersebut sejumlah delegasi masyarakat yang mengaku memiliki hak ulayat pada tanah tersebut meminta kepada Pemerintah Daerah Kabupaten Merauke untuk mengganti rugi lahan itu  senilai Rp 500 juta.
“Apa yang menjadi keinginan, saya tidak bisa langsung menjawab hari ini. Saya akan bahas ini bersama bupati. Satu atau dua hari kedepan kami akan kasih jawabannya,” kata wakil Bupati Merauke  Sularso ketika menanggapi usulan warga.
Sularso meminta, agar masyarakat yang mengklaim hak ulayat terhadap tanah tertentu untuk bisa berkoordinasi dengan lembaga masyarakat adat (LMA) kabupaten. Sehingga keberadan LMA sebagai lembaga yang memiliki badan hukum di kabupaten itu bisa berperan dengan baik sesuai dengan fungsinya. Menurutnya, hal tersebut dimaksudkan agar adanya sinergi dan kerja sama antara masyarakt adat melalui LMA dengan pemerintah daerah.
“Kami pemerintah daerah berharap agar setiap persoalan seperti ini bisa disampaikan kepada LMA Kabupaten, supaya LMA bisa berkoordinasi dengan pemerintah daerah,” katanya.
Dikatakan, berkaitan dengan tuntutan masyarakat pemangku ulayat terhadap ganti rugi lahan yang telah digunakan untuk bangunan  sejumlah fasilitas umum, dirinya menegaskan bahwa pemerintah daerah tidak memiliki anggaran khusus untuk membayar sejumlah tuntutan tersebut. Sehingga dirinya berharap, agar setiap persoalan yang terjadi perlu diselesaikan secara bijak.
“Kalau ada sumber anggaran, kita siap bantu proses ini tetap kita jalan tapi kami mohon tolong jangan ganggu aktifitas disekolah,” pungkasnya.(roy/nik)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Dua Bahasa Lokal di Merauke Terancam Punah

Pemkab dan Adat Turun ke Kampung Nasem

Letkol Heri Krisdianto: Proxiwor Musuh Bersama