OPD Diingatkan Tidak Ego Sektoral
Sulo/Radar
Merauke
Bupati
Merauke Frederikus Gebze, SE, M.Si saat buka Musrenbang tingkat kabupaten
ditandai pemukulan kandara di gedung Bellafiesta, Kamis (6/4)
MERAUKE-
Bupati Merauke Frederikus Gebze, SE, M.Si, mengingatkan seluruh pimpinan
Organisasi Perangkat Daerah (OPD) yang ada di Kabupaten Merauke untuk tidak
mengedepankan ego sektoral dengan cara memaksakan kehendaknya. Namun yang
harus diperhatikan seluruh pimpinan OPD adalah membangun sinergitas
dalam mensukseskan program prioritas pembangunan sesuai dengan target
pembangunan yang akan dicapai sesuai dalam rencana pembangunan jangka menengah
daerah (RPJMD) dan visi misi Pemerintah Kabupaten Merauke. Hal ini disampaikan
bupati Frederikus Gebze, ketika membuka
Musyawarah Perencanaan Pembangunan Daerah (Musrenbang) tingkat
Kabupaten Merauke, di gedung Bellafiesta, Kamis (6/4).
Bupati mencontohkan soal target Indek
Pembangunan Manusia (IPM) Kabupaten Merauke. Saat ini IPM Kabupaten Merauke
tersebut masih berada di angka 67,33 persen. Sementara yang harus dicapai
sampai tahun 2021 mendatang adalah 70,11
persen. ‘’Untuk mencapai angka tersebut ada 3 langkah
yang harus dilakukan,’’ terangnya. Pertama, lanjutnya adalah kesadaran dalam
merubah paradigma dan system berpikir dalam
OPD. Kedua memiliki sumber daya
manusia yang mampu melihat dengan jeli dan mamu melihat dengan seksama dan
kondisi ril yang harus bisa diangkat untuk mencapai target. ‘’Ketiga bagian dari seluruh perangkat
anggaran yang telah kita siapkan dan sepakati. Dengan demikian, untuk mencapai
indikator penbangunan ini bisa
tercapai. Itu dibuktikan dimana dalam 2
tahun terakhir ini kita bisa lakukan
LKPD tepat waktu 31 Maret. Itu
menandakan bapak ibu mampu bekerja di tanah ini,’’ terangnya.
Sementara
itu, kepada wartawan seusai membuka
Musrenbang itu, bupati Frederikus
Gebze mengatakan dalam kegiatan ini ada 3 penekanan yang ia sampaikan.
Pertama, bahwa musrenbang kali ini
berbeda. Perbedaanya dia betul menyerap, mengangkat dan melihat serta meneliti apa
sebenarnya yang menjadi keinginan masyarakat kampung. ‘’Sehingga pembangunan itu bisa diarahkan sesuai
dengan potensi dan pengembangan wilayah kampung sesuai dengan berbagai komperatif keunggulan yang ada di kampung ,’’ jelasnya.
Kedua, lanjut dia, untuk mengangkat komperatif
keunggulan yang ada di kampung itu, masyarakat perlu kemandirian, ada
interpraneur yang sering dilakukan. ‘’Tapi, pendampingan, bimbingan dan pengawasan terus dilakukan berkaitan
dengan akan difungsikannya staf distrik untuk menjadi pengawas pendamping
kegiatan di lapangan,’’ terangnya.
Ketiga, dengan program bangsaku,
bangun semua kampungku merupakan sebuah
program inovasi pemerintah daerah yang dimasukan dalam program inovasi kementrian dalam negeri.
Dimana di sana, diajak partisipasi masyarakat untuk menyusun dan mengangkat
ekonomi kerakyatan masyarakat yang ada di kampung. ‘’Jadi kampung diajak untuk
mandiri untuk menemukan nilai-nilai komperatif keunggulan baik dari usaha dan
sebagainya. Dari konsep inilah kita harapkan benar-benar bahwa musrenbang kali
ini kita berbeda dan berubah serta kita
mau ada subtansi dasar dengan hasil akhir indikator pencapaian kinerja dan indicator pencapaian pengelolaan
keuangan dan indicator pencapaian
pengawasan yang sistimatis sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang
ada,’’ terangnya.
Sementara
itu, Kepala Bappade Kabupaten Merauke Ir. Justina Sianturi mengungkapkan, kegiatan ini adalah untuk
melihat kembali seluruh usulan program
kegiatan yang datangnya dari bawah yang
dimulai dari kampung kemudian distrik
dengan melakukan penjaringan prioritas kebutuhan di setiap kampung dan distrik. Kemudian disinergikan dengan seluruh program kegiatan yang
sudah disusun oleh OPD yang ada berdasarkan RPJMD. ‘’Karena itu pada hari ini, dilakukan seperti
verifikasi kembali kepada distrik yang
mewakili masyarakat di tingkat kampung dan juga kepada seluruh OPD yang akan
menjadi pelaksana dari seluruh pembangunan pemerintahan itu,’’ tandasnya. Kehadiran para wakil rakyat dari DPRD
Kabupaten Merauke, lanjut Sianturi
adalah untuk mengawal usulan program prioritas sesuai kebutuhan.’’Disini perlu
digarisbawahi antara keinginan dan kebutuhan. Karena kita tidak membuat prioritas sesuai
kebutuhan, tentu itu tidak mungkin. Karena pemerintah tidak memiliki pembatasan
pendanaan. Pemerintah harus bisa melahirkan suatu kegiatan yang dapat
dibiayai baik dari APBD kabupaten,
maupun dana-dana lainnya seperti Otsus, APBD provinsi maupun dana pusat dan DAK,’’ tambahnya. (ulo)
Komentar
Posting Komentar