Pelaku Kejahatan Konvensional Berasal dari Pendidikan Rendah
Libert/Radar Merauke
Kapolda Papua, Irjen Pol Paulus Waterpauw saat menyalami
pimpinan TNI dan SKPD Kabupaten Merauke saat tiba di Polres Merauke, Rabu (5/4)
kemarin.
MERAUKE-Perkembangan sosial, budaya, ekonomi dan politik yang
sangat pesat serta berbagai dampak dari era globalisasi pada masyarakat,
menimbulkan berbagai masalah kamtibmas yang semakin kompleks dan meluas. Yang
mana hal ini sangat mungkin terjadi kapan saja dan dimana saja. Salah satu
permasalahan Kamtibmas yang potensial terjadi di tengah-tengah masyarakat
adalah meningkatnya aksi-aksi kriminalitas, yang pada mulanya didominasi oleh
kejahatan konvensional. Dengan pelaku yang berasal dari kalangan masyarakat
dengan tingkat pendidikan renda.
Hal tersebut disampaikan langsung oleh Kapolda Papua, Irjen
Polisi Paulus Waterpauw saat bertindak sebagai inspektur upacara dalam apel
bersama Polri-TNI di Mapolres Merauke, Rabu (5/4) kemarin.
Kapolda Paulus Waterpauw mengatakan, agenda pembangunan
nasional yang tertuang dalam rencana pembangunan jangka panjang menengah
nasional. Pemerintah telah menetapkan beberapa prioritas pembangunan nasional
salah satunya adalah peningkatan keamanan, ketertiban dan penanggulangan
kriminalitas.
“Potensi terjadinya berbagai gangguan nyata hampir di seluruh
wilayah Indonesia, tidak terkecuali Papua khususnya Merauke,” kata Kapolda
Paulus Waterpauw.
Dikatakan, munculnya aksi-aksi kriminalitas tersebut dapat
mempengaruhi kondisi kamtibmas secara menyeluruh. Dan telah banyak upaya-upaya
yang dilakukan polri dalam menanggulangi aksi kriminalitas melalui kegiatan
rutin.
“Tingginya angka kejahatan di tengah-tengah keterbatasan sumber
daya yang dimiliki polisi seperti SDM, sarana prasarana dan anggaran tentunya
mendorong perlunya semua pihak untuk ikut terlibat di dalamnya,” ucap Paulus
Waterpauw.
Menurutnya, pengalaman membuktikan bahwa pelibatan pihak lain
misalnya masyarakat dalam menjaga kamtibmas merupakan cara yang paling efektif.
Mengingat masyarakat sendirilah yang mengetahui secara tepat kondisi
wilayahnya.
“Sehingga
setiap potensi terjadinya ancaman dan gangguan kamtibmas lebih muda untuk
dideteksi serta diantisipasi,” pungkasnya.(nik)
Komentar
Posting Komentar