Pemkab Asmat Minta Perhatian Pusat Siapkan Kapal Ferry
MERAUKE- Pemerintah
Kabupaten Asmat meminta perhatian pemerintah pusat untuk dapat membantu
menyiapkan kapal feri untuk dapat dioperasionalkan melayani masyarakat di
Kabupaten Asmat.
‘’Kita telah berjuang ke pusat agar dapat
membantu kapal feri. Kalau kita yang
siapkan, kita tidak mampu karena itu
biaya operasionalnya cukup tinggi,’’
kata Bupati Asmat Elisa Kambu, S.Sos kepada
wartawan di Merauke, Sabtu
(22/4).
Hal ini diungkapkan Elisa Kambu terkait
dengan berbagai musibah laut yang
terjadi dan menimpah warga Asmat setiap tahunnya. Kambu menjelaskan, selama ini
pihaknya telah memiliki beberapa kapal. Namun
kondisi kapal tersebut
kurang bagus untuk digunakan pada saat musim tertentu.
Dikatakan,
transportasi air merupakan satu-satunya
yang dapat menghubungkan antara satu kampung dengan kampung lainnya di
Kabupaten Asmat. Karena Asmat memiliki
karateristik sendiri dimana 90 persen wilayahnya adalah air.
Selain akan
berupaya menyiapkan sarana transportasi
yang memadai, Bupati Elisa Kambu
menghimbau kepada seluruh warga Asmat
yang akan melakukan perjalanan untuk selalu memperhatikan kondisi cuaca dan alam. Sebab, sebagus apapun sarana transportasi yang digunakan tapi tidak memperhatikan kondisi cuaca dan alam,
akan sangat beresiko. Seperti musibah
tenggelam yang dialami 3 guru
saat dari ibukota Asmat ke tempat tugasnya baru-baru ini.
Menurut
Bupat Elisa Kambu, selain longboat yang
digunakan kelebihan muatan, juga karena
kurang memperhatikan kondisi cuaca saat itu. ‘’Hal seperti ini juga harus diperhatikan oleh masyarakat.
Tidak asal berlayar. Kalau lihat kondisi
cuaca di laut lagi berombak,
upayakan untuk menunggu sampai kondisi
tenang,’’ terangnya.
Mantan
Kepala Distrik Agats tersebut mengungkapkan, saat ini juga sedang mencari
solusi bagi guru-guru dan perawat yang
sedang bertugas di kampung-kampung, sehingga mereka dapat melaksanakan tugasnya
dengan baik. Dikatakan , adanya guru
yang dari kampung ke ibukota Kabupaten Asmat, karena adanya tuntutan undang-undang yang mewajibkan semua guru
harus sarjana S1. ‘’Jadi 2 dari 3 guru
tersebut ke ibukota kabupaten dalam
rangka tuntutan undang-undang itu dimana
semua guru wajib sarjana S1. Namun musibah menimpah mereka,’’ katanya.
Bupati Elisa
Kambu mengaku sangat kehilangan atas musibah yang dialami para tenaga
pendidik tersebut dan ia menyampaikan duka yang mendalam kepada keluarga yang ditinggalkan. (ulo)
Komentar
Posting Komentar