Peristiwa Salib Mengajarkan Arti Cinta dan Pengorbanan
Sulo/Radar
Merauke
Jalan Salib
hidup yang diperankan Orang Mudah Katolik Paroki Kristus Hidup Sang Penebus. Yesus saat
jatuh untuk pertama kalinya, ketika memilikul salib ke Golgota.
Termasuk
Kesetiaan
MERAUKE- Perayaan Jumat Agung atau mengenang
peristiwa kisah sengsara, penyaliban dan
wafat Tuhan Yesus diatas Kayu Salib diperingati umat Kristiani di seluruh
dunia, termasuk di Kabupaten Merauke.
Di Merauke Jumat Agung digelar mulai dari pagi sampai sore hari baik dalam bentuk ibadah maupun misa.
Di Merauke Jumat Agung digelar mulai dari pagi sampai sore hari baik dalam bentuk ibadah maupun misa.
Khusus umat
Paroki Kristus Hidup Sang Penebus, perayaan Jumat Agung tersebut digelar dalam
bentuk Jalan Salib Hidup. Jalan salib hidup ini
diperankan oleh Orang Muda Katolik (OMK) Paroki Kristus Hidup Sang
Penebus yang dimulai dari pertigaan Jalan Pemuda dan Jati-Jati, Kelurahan Rimba
Jaya-Merauke.
Meski diguyur hujan deras, namun
umat Paroki Kristus Hidup Sang Penebus tak menghiraukannya. Mereka
tetap bersemangat mengikuti kisah
sengsara Yesus tersebut yang dimulai dari penangkapan sampai penyaliban Yesus
diatas kayu salib.
Pastor
Paroki Kristus Hidup Sang Penebus Advent F.X. Pateh, MSC dalam kotbahnya mengungkapkan, Jumat Agung bukanlah
sebuah momen atau peristiwa yang menyedihkan. Tapi, Jumat Agung justru sebuah momen atau
peristiwa pengenangan yang penuh
syukur dan terlebih penuh cinta. ‘’Karena
itu, liturgi dalam Jumat Agung bukan
warna hitam atau ungu. Tapi warna
merah,’’ katanya. Dikatakan, selama masa
prapaska yang berlangsung selama 40
hari, sebagai masa pertobatan dengan penuh perenungan setiap hari dan setiap
minggu. ‘’Gereja mengajak kita untuk melepaskan atas segala kedosaan- kita. Prapaska
adalah masa yang penuh rahmat,’’ katanya.
Kemudian di
Jumat Agung dimana semua dosa itu, Yesus telah telah menggantikanNya sebagai persembahan dan kurban kepada Allah
Bapa. Jumat Agung, bukanlah peristiwa sedih tapi peristiwa cinta.
‘’Karena
hari ini, keyakinan kita pribadi dan
keyakinan gereja dimana Tuhan memikul dosa kita. Bahwa sesungguhnya lewat sengsara
dan penderitaan Yesus, penyakit kitalah yang ditanggungnya. Dosa kita
manusialah yang ditebusNya,’’ katanya.
Menurut
Pastor Advent FX Fateh, proses senggara
sampai pada kematian Tuhan Yesus di salib sesungguhnya pemberian diriNya kepada manusia. ‘’Kesadaran iman bahwa
dosa-dosa kita ditebus. Pengorbanan diriNya
juga kesetiaan sampai akhir. Itulah yang kita syukur.
Dikatakan, lewat peristiwa salib mengajarkan 2 hal penting. Pertama, adalah arti cinta dan pengorbanan. Tanpa pengorbanan dan perjuangan maka
kata-kata cinta dan sayang itu hanya dimulut saja. Lebih-lebih jika pengorbanan di gerakan oleh cinta
dalam hati. ‘’Maka kita akan mampu melakukan hal-hal bahkan yang tidak mungkin
mengjadi mungkin,’’ katanya. Dikatakan, banyak kenyataan bahwa peristiwa salib hari
ini mengajarkan arti sebuah pengorbanan.
Bahwa dalam hidup berkeluarga atau
komunitas butuh banyak pengorbanan untuk
mempertahankan kebersamaan. Mempertahankan cinta yang dibangun. Karena justru dengan
pengorbanan itulah, cinta diuji ketahanannya.
‘’Pengorbanan-pengorbanan seperti ego, pengorbanan pendapat, hoby atau kesenangan, waktu
pribadi. Meski bukan saya yang salah tapi
tetap memaafkan dan mengampuni. Itu merupakan pengorbanan pribadi untuk
mempertahankan sebagai bukti cinta
dalam keluarga sendiri,’’ katanya. Namun penegasan dalam peristiwa
salib, kata dia, adalah pengorbanan tanpa pemaksaan atau dipaksakan orang lain.
Tapi benar-benar karena kesadaran. Ada sesuatu yang lebih dicapai apa yang dikorbankan dan diperjuangkan.
‘’Karena itulah Yesus mengorbankan
dirinya di kayu salib,’’ tandasnya.
Kedua,
adalah peristiwa salib yang mengajarkan
arti kesetiaan hingga akhir. ‘’Kesetiaan Yesus menapaki jalan salib, jalan
penderitaan menuju Golgota, mengajarkan kepada kita kesetiaan sampai akhir untuk salib harus dipikul. Ini suatu
pelajaran yang luar biasa,’’
tandasnya. Dikatakan, dengan kesetiaan itu, Tuhan
Yesus rela untuk disalib. Meski
dengan penderitaan yang dialami,
namun Yesus dalam perjalanan
menuju Golgota tidak membuang salib yang
dipikulnya tersebut. ‘’Hari ini Tuhan
mengingatkan kepada kita. Meski Dia itu Tuhan namun tetap setia sampai
pengorbananNya selesai di Kayu Salib. Dibalik kesetiaan dan pengorbanan
Yesus itu, ada tanggung jawab yang sangat besar yaitu penebusan dosa kita
manusia,’’ terangnya. Ditambahkan,
meski Tuhan Yesus beberapa kali jatuh
saat memikul salibNya ke Golgota namun
ia tetap berjalan dan bertahan. ‘’Ini mengajarkan kepada kita bahwa hidup ini harus tetap
berjalan. Jangan berhenti karena ada pergumulan dalam keluarga. Tapi harus
tetap jalan dan maju,’’ tambahnya. (ulo)
Komentar
Posting Komentar