Ratusan Umat Katolik Kuda Mati Ikuti Perarakan Daun Palma


sulo/radar merauke
Umat Katolik Santo Mikael Kuda Mati ketika mengikuti perarakan perayaan Minggu Palma,  Minggu (9/4)

MERAUKE- Umat Katolik  seluruh dunia tak terkecuali yang ada di Merauke merayakan Minggu Palma,  Minggu (9/4).  Di gereja Katolik Stasi Santo Mikael Kuda Mati perayaan Minggu Palma ini dimulai dengan perarakan dari Gemaripa  menuju Gereja Katolik  Kuda Mati  dipimpin Pastor  Hengki Kariwop, MSC. 
Perayaan minggu Daun Palma ini adalah mengenang  Yesus Kristus memasuki kota Yerusalem. Dimana Yesus yang menunggang  seekor keledai  dielu-elukan sepanjang  perjalananNya  memasuki Kota Yerusalem dengan  teriakan Hosanna anak Allah.  Perayaan minggu Palma ini  juga sebagai awal memasuki kisah sengsara Yesus. Yang  akan dimulai dari Kamis Putih. Dimana   pada Kamis Putih ini,   Umat Kristiani khususnya Katolik seluruh  dunia akan mengenang peristiwa perjamuan malam   terakhir Yesus  dengan para muridNya. Dalam  perjamuan kudus  itu, Yesus memberikan teladan kepada murid-muridNya  untuk saling melayani. Dimana Yesus sendiri  membasuh  kaki  ke-12 rasul Yesus tersebut.

Pastor   Hengki Kariwop, MSC  dalam kotbahnya mengungkapkan, sebagai  umat yang percaya kepada Yesus Kristus sebagai penyelamat, banyak kali melakukan  hal seperti yang dilakukan oleh umat Israel kalah itu. Mulut menyatakan hosanna, namun hatinya jauh dari Allah. Turut   mengkhianati Yesus melalui berbagai  perbuatan seperti mabuk-mabukan, mencuri, malas berdoa,    berzina, bersaksi dusta,   berbohong,  melakukan kejahatan kepada orang lain, memusuhi  sesama dan perbuatan tercelah lainnya.  Karena itu,  melalui Minggu Palma tersebut, Pastor  Hengki Kariwop mengajak seluruh umat Katolik Kuda Mati untuk senantiasa mau berubah dan selalu berdoa  agar selalu dihindarkan dari perbuatan-perbuatan  yang tidak berkenan kepada Tuhan Yesus tersebut. (ulo)  

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Dua Bahasa Lokal di Merauke Terancam Punah

Pemkab dan Adat Turun ke Kampung Nasem

Letkol Heri Krisdianto: Proxiwor Musuh Bersama