Dewan Sayangkan Serapan DAK 2016 Tidak Maksimal

Sulo/Radar Merauke
Rapat Dengar Pendapat dengan Bappeda dan Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Merauke dipimpin Ketua Komisi C DPRD Merauke Hengky Ndiken, di ruang sidang DPRD Merauke, Rabu  (10/5)

Diharapkan Tahun Ini Tidak Terulang Lagi

MERAUKE- Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Merauke menyayangkan serapan Dana Alokasi Khusus (DAK) tahun 2016  yang tidak maksimal.  Karena akibat serapan yang tidak maksimal itu, Kabupaten Merauke harus mengembalikan DAK lebih dari Rp 200 miliar ke pusat dari Rp 350 miliar yang diterima ditahun 2016.
 ‘’Sangat kita sayangkan. Karena DAK tahun 2016 lalu tidak bisa terserap dengan  baik. Karena ada sekitar Rp 250  miliar harus dikembalikan ke pusat,’’ kata Anggota  Komisi C DPRD Kabupaten Merauke Saparuddin, ST, MT,   pada Rapat Dengar Pendapat (RDP) antara Komisi C yang membidangi pembangunan dengan Bappeda dan Dinas Lingkungan Hidup  Kabupaten Merauke, di ruang sidang DPRD Kabupaten Merauke, Rabu ( 10/5).
Politisi   Partai Keadilan Sejahtera itu mengaku, untuk mendapatkan DAK dari pusat tersebut bukanlah perkara yang gampang. Tapi, melalui perjuangan.    Karena itu,  ia meminta Organisasi Perangkat Daerah (OPD) yang mengelola DAK  tahun 2017 ini   agar secara serius mengelola DAK  tersebut supaya kejadian yang sama tidak terulang lagi.
   Diketahui, pada tahun 2017  ini  DAK yang diterima Kabupaten Merauke  mengalami penurunan yang cukup drastis . Jika tahun lalu  Rp 350 miliar lebih maka pada tahun 2017 ini hanya leih dari Rp 100 miliar.  

Selain  itu, DPRD Merauke juga menyayangkan  alokasi anggaran untuk  jalan lingkungan  yang ada di Kota Merauke   yang dipatok hanya Rp 10 miliar. Menurut  dewan, dana  Rp 10 miliar tersebut sangat minim  dalam rangka menata   Kota Merauke. Apalagi,  tahun 2020  mendatang Merauke akan menjadi salah satu tuan rumah pelaksanaan PON sehingga wajah kota Merauke harus ditata dengan baik   mulai dari sekarang. RDP  yang berlangsung  tersebut dipimpin Ketua Komisi C DPRD Kabupaten Merauke Hendrikus Ndiken. (ulo)  

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Dua Bahasa Lokal di Merauke Terancam Punah

Pemkab dan Adat Turun ke Kampung Nasem

Letkol Heri Krisdianto: Proxiwor Musuh Bersama