Kaum Muda Diajak Terlibat Cegah HIV

MERAUKE- Komisi Penanggulangan AIDS (KPA) Kabupaten Merauke mengadakan kegiatan perayaan Malam Renungan AIDS Nusantara (MRAN) 2017 di Taman Mandala, Rabu (24/5) malam. MRAN 2017 ini merupakan pagelaran yang ke-34 untuk seluruh dunia dan ke-26 untuk Indonesia.
Hadir dalam kegiatan ini Kepala Pusat Kesehatan Reproduksi (PKR) Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Merauke, dr. Inge Silva, Ketua Yayasan Santo Antonius (Yasanto), Ir. Leonardus Mahuze, M.Si serta para kelompok ODHA, gay, waria, lelaki seks lekaki (LSL) dan orang muda se-kota Merauke  yang terdiri dari mahasiswa dan pelajar.
Dengan tema menyentuh hidup membawa harapan. Ketua panitia MRAN Pdt. Sefnat Lobwaer mengatakan tema ini mengingatkan pada beberapa hal penting yang perlu menjadi perhatian masyarakat saat ini. Salah satunya, adalah keprihatinan terhadap penularan virus HIV/AIDS serta susahnya akses yang didapat oleh populasi kunci (kelompok yang rawan tertular) seperti gay, LSL, waria dan pekerja seks.
Pdt. Sefnat Lobwaer mengatakan, pelaksanaan MRAN di Kabupaten Merauke tahun ini, sasarannya lebih pada komunitas-komunitas orang muda, khususnya mahasiswa dan pelajar, yang mana sangat berpotensi untuk menularkan  virus HIV/AIDS. Selain itu,  orang muda juga harus menjadi bagian untuk menghentikan atau mencegah tersebarnya penyakit itu.
 “Melihat bahwa di Merauke sendiri ada peningkatan di kelompok LSL. Dalam  11 bulan terakhir ini, kita punya data ada 228 LSL dan 51 persennya umur 15-24 tahun. Sehingga mereka harus mengetahui bagaimana cara mencegah untuk tidak tertular HIV dan ini penting bagi mereka,” kata Pdt Lobwaer.
Dikatakan, setiap orang selalu berpandangan bahwa kelompok LSL, gay dan waria adalah orang-orang yang berperilaku miring karena ada kelainan seksual. Menurut dia, titik persoalan yang harus diperhatikan saat ini adalah bukan pada kegiatan atau tingkah laku kelainan seks tersebut. Tapi yang harus diperhatikan masyarakat saat ini  adalah proses penularan virus HIV/AIDS  yang kian marak diantara mereka.
 “Kita menekankan bahwa mau orientasi seksual, hetero, homoseks, biseksual, kita semua sama-sama bertanggungjawab mencegah penularan HIV. Kita masih punya PR yang besar untuk membongkar gunung es Ini bagaimana mencegah dan bagaimana HIV itu tidak meluas lewat mereka,” tegasnya. (roy/ulo) 


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Dua Bahasa Lokal di Merauke Terancam Punah

Pemkab dan Adat Turun ke Kampung Nasem

Letkol Heri Krisdianto: Proxiwor Musuh Bersama