Komunitas Ambon Animha Gelar Badonci


Sulo/Radar Merauke
Tarian asal Ambon yang ditampilkan pada malam Pabonci yang digelar warga Ambon dalam rangka syukuran HUT Pattimura ke-200 di Bellafiesta, Sabtu (27/5) 

Peringati Hari Pattimura ke 200
MERAUKE- Dalam rangka memperingati hari Pattimura ke-200 (15 Mei 2017.red), Komunitas Jujaro Mugare Merauke (KJMM) atau perkumpulan anak-anak Ambon mengadakan acara Malam Badonci (bermusik) di Gedung Bella Fiesta, Sabtu (27/5) malam.
Kagiatan yang bernuansa budaya ini menampilkan beberapa jenis tarian khas asal daerah Ambon dan lagu daerah Ambon. Turut  hadir dalam kegiatan ini  salah satu artis asal Ambon pemenang Golden Memories 2016 lalu, Sherly Kalahattu, serta Wakil Ketua II DPRD Merauke, Ir. Drs. Benjamin Latumahina.
Ditemui wartawan disela-sela kesibukannya,  Ketua KJMM, Esy Lewaherilla mengatakan, kegiatan itu dikemas secara khusus untuk mengenang pengorbanan dan jiwa kesatria  seorang pahlawan asal Ambon yakni, Pattimura yang saat ini sudah genap berusia 200 tahun. Selain itu, yang tidak kala  pentingnya  acara ini bertujuan untuk mengukuhkan tali persaudaraan (pela gandong) antara sesama suku Ambon yang berada di bumi Anim Ha.
“Untuk kedepannya KJMM juga akan mengadakan kegiatan pentas seni untuk seluruh etnis Maluku. Jadi kegiatan ini memang lebih bernuansa budaya dan pada malam badonci ini. Ini mengenang kita punya kehidupan di Ambon kembali. Kan rata-rata disini semuanya adalah mereka yang lahir dan besar di sini. Para undangan diajak untuk cha-cha berdansa dan sebagainya,” kata Esy.
Diharapakan, kegiatan seeprti ini kiranya bisa ritin digelar sehingga dengan adanya kegiatan ini, tradisi dan budaya Ambon tetap dapat terus terjaga dan dilestarikan oleh generasi penerus yang ada di Merauke.
“Jangan kita punya budaya itu hanya tahu di kita orang-orang Ambon yang ada di Ambon, tetapi juga bisa dilestarikan oleh anak-anak Ambon yang ada di sini. Sehingga mereka bisa mengenal budayanya sendiri,’’ harapnya. Sementara itu, Wakil Ketua II DPRD Merauke Ir . Drs Benjamin Latumahina  yang juga salah satu tokoh masyarakat Ambon ini mengungkapkan, acara  Badonci yang digelar ini sebagai bentuk syukuran atas hari Ulang Tahun Pattimura, Pahlawan Nasional.
‘’Sebenarnya puncak kegiatannya 15 Mei kemarin, tapi syukurannya baru kita gelar malam ini, kata   Benjamin Latumahina. Menurutnya,  selain syukuran tersebut kegiatan lainnya yang digelar adalah anjang sana dan bhakti sosial dengan mengunjungi sejumlah panti sosial untuk berbagi dengan mereka serta kegiatan lainnya.
‘’Kemudian malam ini kita gelar  syukuran sekaligus sebagai silaturahmi dengan keluarga besar masyarakat Ambon yang ada di Merauke,’’ kata politisi dari Nasdem tersebut.  Mneurut Menurut Ben-pangilan akrabnya, meski  jauh dari kampung halaman namun silaturahmi  pela gandong yang sudah dirajut secara turun temurun harus tetap dikobarkan.  Apalagi yang hadir dalam kegiatan Badonci ini  4 generasi mulai dari opa dan oma sampai pada cucu dan cicit.
Komunitas orang Ambon di Merauke, lanjut  Ben, sebenarnya, cukup besar. Hanya saja, lanjut dia, tidak begitu kelihatan  secara visual dan secara kekeluargaan.
‘’Mungkin inilah salah satu cikal bakal untuk meraih kebersamaan kedepan,’’ katanya .
Dia  berharap, tahun 2018 mendatang kegiatan dalam rangka memperingati Pahlawan Nasional Pattimura akan lebih besar disbanding tahun ini. (roy/nik/ulo)
  



Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Dua Bahasa Lokal di Merauke Terancam Punah

Gambar
Agustinus Mahuze for Radar Merauke Beberapa penutur bahasa lokal dari etnis Marori sedang mendokumentasikan bahasa lokalnya dalam bentuk kamus, sebagai salah satu upaya menjaga kelestarian bahasa lokal Marori Mengge. MERAUKE- Dua bahas lokal yakni, Bahasa Marori yang berada di Kampung Wasur dan Kanum Badi yang berada di Kampung Onggaya terancam punah. Hal ini berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh salah satu antropolog, I Wayan Badrika yang dimulai sejak 2011 hingga 2016 lalu. “Dari hasil penelitian yang kami sudah lakukan itu, dua bahasa lokal ini sudah semakin sulit didengarkan. Sebagian besar bahasa ini tidak lagi digunakan oleh kaum mudah,” kata Asisten Peneliti I Wayan Badrika untuk wilayah  Papua,  Agustinus Mahuze ketika ditemui Radar Merauke di ruang kerjanya, Selasa (30/5). Dijelaskan, pada 2016 jumlah penutur bahasa lokal Kanum Badi yang berada di Kampung Onggaya hanya mencapai lima orang. Sedangkan bahasa Marori Mengge hanya tersisa 15 kepa...
Baca selengkapnya

Pemkab dan Adat Turun ke Kampung Nasem

Gambar
Sulo/Radar Merauke   Bupati Merauke Frederikus Gebze, SE, M.Si didampingi Dandim 1707/Merauke dan Kapolres Merauke saat turun ke  Kampung Nasem dan memberikan arahan pada pertemuan adat dalam rangka penyelesaian atas surat yang dikeluarkan Ketua Adat Kampung Nasem yang memberi ancaman pengusiran terhadap warga Kampung Wambi yang tinggal di Nasem, Sabtu (3/6) Terkait Ancaman Pengusiran Warga Wambi  yang Tinggal di Nasem MERAUKE- Pemerintah Kabupaten Merauke  dan pihak adat Marind Wilayah Sosom turun ke Kampung Nasem, Distrik  Merauke untuk menyelesaikan persoalan yang terjadi di kampung tersebut terkait dengan ancaman pengusiran yang dilakukan oleh  pemilik ulayat Kampung Nasem kepada warga asal Kampung Wambi yang tinggal  di kampung tersebut, Sabtu  (3/6).       Dibawah tenda  di halaman Kantor  Kampung Nasem,   penyelesaikan masalah tersebut diawali dengan  penyampaian dari Ketua ...
Baca selengkapnya

Letkol Heri Krisdianto: Proxiwor Musuh Bersama

Gambar
Robert/Radar Merauke Letkol Inf. Heri Krisdianto MERAUKE- Dandim Kodim 1707/Merauke, Letkol Inf. Heri Krisdianto meminta kepada seluruh masyarakat yang ada di kota Merauke agar sama-sama memerangi proxiwar (perang moderen.red) yang saat ini sudah menjadi ancaman tersendiri bagi keamanan baik ditingkat nasional maupun daerah. “Yang perlu kita sikapi saat ini,  kita harus bersatu sekarang. Kita sudah  hidup di zaman globalisasi. Ancaman proxiwar itu menjadi musuh kita, masalah sedikit disusupi. Itu yang harus kita waspadai,” kata Letkol Inf. Heri Krisdianto ketika ditemui media ini baru-baru ini. Menurutnya, negara Indonesia adalah sebuah negara yang memiliki latar belakang yang majemuk. Dan sebagai warga negara maka tentunya setiap masyarakat punya tanggung jawab untuk menjaga kondisi agar tetap aman.  Khususnya untuk warga yang ada di Merauke untuk tidak melihat perbedaan di jadikan sarana untuk memecah belah persatuan yang sudah terjalin lama. Dandim men...
Baca selengkapnya