Merauke Komit Pembangunan Berkelanjutan dan Rendah Emisi


Sulo/Radar Merauke
Bupati Merauke Frederikus Gebze, ketika menerima hasil penyusunan perencanaan, monitoring dan evaluasi  pembangunan berkelanjutan dan rendah emisi di Kabupaten Merauke dari dari PACIMON Papua  Dr. Suyanto, di Merauke, Rabu (3/5)

MERAUKE – Pemerintah Kabupaten  Merauke  menyatakan komitmennya  pada pembangunan   yang berkelanjutan dan rendah emisi.  Komitmen ini disampaikan Bupati Merauke  Frederikus Gebze, SE, M.Si, pada  hasil dan proses pencapaian kegiatan monitoring dan evaluasi  serta hasil mitigasi lokal di Kabupaten Merauke,  Rabu (3/5).  Program pembangunan berkelanjutan  dan rendah emisi ini merupakan kerja sama antara  Pemkab Merauke dengan Incraf.
   Bupati  Frederikus Gebze menjelaskan, kerja sama yang telah berlangsung selama 4 tahun yang dimulai 2014  tersebut berjalan dengan baik.’’Dan hari ini    telah berakhir sesuai dengan kerja sama,’’ katanya.
Dikatakan, kegiatan ini  telah bersinergi dengan  visi misi pembangunan di Kabupaten Merauke  2016-2021  yang termuat dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD).  Visi Merauke  tersebut, terwujudnya Merauke  sebagai kawasan pertumbuhan ekonomi  perbatasan berbasis pertanian yang strategis dan produktif. Dimana diarahkan  menuju kawasan  perbatasan yang memiliki daya saing  stabilitas kawasan, pembangunan infrastruktur , fasilitas dan pelayanan public dan pemanfaatan sumber daya alam yang merata dan berkelanjutan.
Kepala Bappeda Kabupaten Merauke  Ir.  Justina Sianturi menjelaskan, ekonomi hijau dengan prinsip utama pentingnya pengelolaan sumber daya yang rendah emisi, efesiensi dan inklusivitas  sosial akan menempatkan aspek-aspek  pengelolaan sumber daya yang  berkelanjutan. Dikatakan, Pemerintah Indonesia telah berkomitmen menurunkan  emisi Gas Rumah Kaca (GRK) pada tahun 2020 sebesar 26 persen sehingga mencapai 29 persen pada tahun 2030. 
‘’Kabupaten Merauke merupakan salah satu  daerah di Indonesia yang memiliki  peran strategis dalam mensukseskan target penurunan GRK secara nasional,’’ katanya.
Dikatakan, secara relative konsentrasi perkembangan  fisik Kabupaten Merauke  masih berada di kawasan pusat kota Merauke dan distrik-distrik di sekitar. Proporsi   peruntukan penggunaan lahan  berdasarkan rencana tata ruang wilayah  Kabupaten Merauke menunjukan bahwa penggunaan lahan  untuk kawasan lindung 52,5 persen lebih besar dari luas lahan kawasan budidaya  sebesar 47,5 persen.
Ditambahkan, ICRAF  sebagai lembaga penelitian  selama kurang lebih 4 tahun telah bekerja sama dengan Pemerintah Kabupaten Merauke melalui  kegiatan Partisipasi Monitoring by civil sociaty of land-use Planning for Low Emission Development Strategis (Parcimon) dan Locally Appropriate Mitigation Action in Indonesia (LAMA-I) dimana telah melakukan kegiatan kerangka peningkatan kapasitas daerah dalam pengembangan metode monitoring  evaluasi dan perencanaan aksi lokal untuk perencanaan dan pengawasan  pembangunan rendah emisi. 

Sementara itu,  Dr. Suyanto dari PACIMON Papua  menjelaskan bahwa kegiatan yang  dilakukan di Merauke dalam rangka pembangunan berkelanjutan dan rendah emisi juga dilakukan di Kabupaten Jayawijaya dan Kabupaten Jayapura. ‘’Ada 3 kabupaten yang menjadi sasaran dari program ini,’’ terangnya. Dia berharap, kedepan sejumlah Kabupaten lainnya di Papua   akan menjadikan ketiga kabupaten tersebut sebagai contoh dalam pembangunan berkelanjutan dan rendah emisi.  (ulo) 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Dua Bahasa Lokal di Merauke Terancam Punah

Pemkab dan Adat Turun ke Kampung Nasem

Letkol Heri Krisdianto: Proxiwor Musuh Bersama