Pemkab Kembangkan 10.000 Hektar Jagung di Lahan Tidur

Robert/Radar Merauke
Edy Santoso, BS.C,

MERAUKE- Guna mendongkrak perekonomian masyarakat khususnya di sektor pertanian, Pemerintah Kabupaten Merauke akan memfungsikan 10.000 hektar lahan tidur atau lahan kering yang ada di Merauke untuk dijadikan perkebunan jagung.
Kepala Dinas Pertanian Merauke, Edy Santoso, BS.C, mengatakan perkebunan jagung ini sudah lama digagas oleh Pemda Merauke. Awalnya pemerintah mengusulkan ke pemerintah pusat untuk mengembangkan lahan jagung ini seluas 1000 hektar. Namun, melihat kondisi  dan luas lahan di kabupaten Mnerauke, maka kementerian pertanian merekomendasikan kepada pemerintah daerah untuk mengembangkan lahan jagung ini seluas 10.000 hektar.
“Yang kami usul itu hanya 1.000 hektar saja, tapi dari kementerian pertanian  mengizinkan untuk mengembangkan lahan jagung ini seluas 10. 000 hektar,” kata Edy Santoso, BS.C, saat ditemui Radar Merauke di bandara Mopah, Selasa (16/5) kemarin.
Dikatakan, pengembangan lahan pertanian itu akan dilaksanakan selama dua kali musim tanam. Tahap pertama akan ditanam pada musim tanam gadu sekitar Mei-Juni, dengan luas lahan yang akan digarap  seluas 60 persen dari total keseluruhan.
“Untuk tahap keduannya akan kita tanam pada saat musim rendeng itu totalnya 40 persen, itu akan ditanam pada September hingga Oktober,” ucapnya.
Menurutnya, pengembangan lahan pertanian jagung ini akan mengoptimalkan penggarapan laha-lahan kering atau lahan tidur yang tersebar dibeberapa wilayah distrik di Kabupaten Merauke. diharapkan dengan pemanfaatan lahan kering itu ekonomi masyarakat lokal juga bisa diberdayakan.
“Ya, memenag untuk masyarakat lokal sangat cocok kalau mereka kembangkan lahan pertanian jagung ini. Kalau garap pertanian sawah mungkin masih butuh proses dan adaptasi untuk sementar waktu,” ucapnya.
Dibeberkan, lahan-lahan kering yang akan digunakan untuk pengembangan pertanian jagung ini tersebar dibeberapa wilayah distrik seperti, Jagebob, Ulilin, Elikobel dan Muting.
“Kami juga memanfaatkan lahan kering yang ada di sekitar Distrik Semangga dan Distrik Tanah Miring,” tambahnya.(roy/nik)


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Dua Bahasa Lokal di Merauke Terancam Punah

Pemkab dan Adat Turun ke Kampung Nasem

Letkol Heri Krisdianto: Proxiwor Musuh Bersama