Petani Sumber Harapan Keluhkan Mesin Panen
Robert/Radar Merauke
Terjebak lumpur-Dua orang
petani saat berusaha mengeluarkan mesin combain mini yang yang terjebak didalam
lumpur ketika akan memulai panen padi, Sabtu (6/5)
MERAUKE- Para petani yang berada di Kampung Sumber Harapan, Distrik Tanah Miring
mengeluhkan mesin combine mini yang
dianggap tidak cocok digunakan petani di wilayah tersebut. Pasalnya, salah
satu kelemahan alat ini tidak mampu bertahan di daerah sawah yang lahannya cenderung berlumpur.
Hal
tersebut terbukti kala salah satu petani, Romaldus Teloma harus memanen padinya
dengan cara manual dikarenakan roda daripada mesin tersebut tertanam di dalam
lumpur sawah miliknya.
“Ini saja kami belum mulai
panen tapi rodanya sudah tertanam begini, makanya kami terpaksa gunakan cara
manual untuk panen kali ini,” kata Romaldus Teloma ketika ditemui wartawan di sela-sela kesibukannya, Sabtu
(6/5).
Dijelaskan, kondisi lahan
sawah yang ada di Kampung Sumber Harapan sangat tidak cocok bila dipanen dengan menggunakan alat combine mini. Sebab kelemahan alat ini tidak mampu bertahan di
daerah sawah yang lahannya cenderung
berlumpur.
“Padahal kami sudah ganti
rodanya yang anti lumpur, tapi tetap
saja rodanya tenggelam, mau jalan sangat sulit. Disini tidak bisa menggunakan
alat combine mini ini, karena akan
seperti ini jadinya,” ungkapnya
Dirinya berharap, kepada Pemda Merauke
melalui Dinas Pertanian agar segera menindak lanjuti permasalahan ini, dengan
menyediakan alat panen dengan kapasitas besar. Sehingga bisa sebanding dengan
luas lahan yang dimiliki petani
Kampung Sumber Harapan.
“luas lahan sawah untuk petani di Kampung Sumber Harapan ini sekitar
650 hektar. Nah jumlah alat combine
yang kapasitas besar Cuma satu, itu
sangat tidak ideal. Semestinya luas seperti ini harus ada tujuh unit combine besar,” bebernya.
Ditambahkan,
secara umum hasil panen padi untuk tahun ini sangat menurun drastis. Hal ini
disebabkan oleh kondisi cuaca yang kurang
bersahabat beberapa waktu lalu. Sehingga beberapa lahan milik petani gagal
panen. Kerugian ini diperparah lagi dengan lambannya proses panen karena
kekurangan alat panen, sehingga lahan yang terlanjur terendam banjir dibiarkan
hancur.
“sebenarnya kalau alat ini
lebih dari satu, alat combine besar
ya, mungkin yang terendam ini bisa diamankan,” pungkasnya.(nik)
Komentar
Posting Komentar