Satgas Saber Siap Tangkap Pelaku Pungli !


Sulo/Radar Merauke
Bupati Merauke Frederikus Gebze, SE, M.Si diikuti pejabat lainnya ketika menyalami Satgas Saber Pungli seusai pengukuhan, Selasa (2/5)

Kemarin 70 Orang Dikukuhkan Bupati Frederikus Gebze

MERAUKE- Bagi aparat pemerintah yang selama ini memberikan pelayanan publik dan terbiasa menerima sesuatu  diluar aturan dari pelayanan yang  diberikan untuk mulai berhenti  jika tidak  ingin masuk bui. Sebab,  Satuan Tugas Sapuh Bersih (Satgas Saber) siap menangkap setiap aparat pemerintah yang masih melakukan pungutan liar tersebut. 
Ini setelah Satgas Saber Pungutan Liar (Pungli)  tersebut dikukuhkan Bupati Merauke Frederikus Gebze, SE, M.Si, Selasa (2/5).
Tercatat 70 orang masuk dalam Satgas tersebut. Tidak hanya  Kepolisian. Tapi juga dari Kejaksaan. Termasuk  dari bagian hukum Setda, Satpol PP dan Inspektorat Kabupaten Merauke.
Bupati  Frederikus Gebze yang juga sebagai Ketua Satgas Saber Pungli saat pengukuhan meminta Satgas ini untuk cepat bergerak dalam melakukan pemberantasan terhadap setiap indikasi pungutan liar di Kabupaten Merauke.  
‘’Saya minta Satgas cepat bergerak,’’ tandasnya.
 Menurut bupati Frederikus Gebze, Satgas Saber Pungli ini merupakan salah satu protap, tangkas, tangkap dan cekatan  dengan tidak melihat siapa dan dari mana serta apa jabatannya dan dimana dia bekerja. Tapi ketika tertangkap melakukan pungli, maka dengan tegas harus diproses.   
Dia mencontohkan soal sapuh bersih. Menurutnya, kadang sesuatu sudah disapuh dengan bersih seperti dibawah pohon mangga namun tetap saja  ada yang jatuh karena angin atau daun yang sudah usang dan tua jatuh lagi.   
‘’Dalam bahasa masyarakat bahwa kita sudah kasih bersih setiap   hari tapi orang-orang yang tidak punya kesadaran dan kepedulian terhadap kebersihan  sehingga buang sampah secara sembarangan. Inilah yang terjadi,’’ katanya mengandaikan.
Karena itu, lanjut bupati Frederikus Gebze,   Satgas Saber Pungli ini hadir untuk membersihkan dan menghilangkan praktek-praktek pungli yang diindikasikan terjadi di wilayah kerja pemerintahan di Merauke.  ‘’Bahasanya sangat jelas. Lingkungan pemerintah,’’ tandasnya. Dijelaskan, bentuk-bentuk pungli   itu sendiri  beraneka caranya. ‘’Kata-kata saya biasa diingat dengan baik.  Bisa karena terbiasa. Lalu  terbiasa karena biasa. Karena sudah menjadi rutinitas  sehingga sesuatu itu diangapnya sebagai sesuatu yang aman. Ah ini aman. Ini tenang. Katanya  tenang. Kata-katanya juga tenang. Air tenang tanda beriak tak dalam,’’ imbuhnya.
Dikatakan,  bentuk dan modusnya beragam. Bahkan di sebagian masyarakat  pungutan liar bukan rahasia umum lagi. Karena itu, jelasnya, Satgas  Saber Pungli ini akan lebih banyak datang ke  sumber-sumber pelayanan publik seperti pelayanan satu pintu, KIR, uji petik,   Samsat dan sebagainya.  
‘’Pungli merupakan salah satu praktek yang dikategorikan korupsi  diantara pemberi dan penerima yang sudah saling memahami,’’ jelasnya. Tapi  pada  kenyataannya banyak masyarakat yang dirugikan dengan  praktek pungli tersebut.

Karena itu dia menambahkan bahwa hadirnya Satgas  Pungli ini, maka  kedepannya ruang-ruang pungutan liar   tersebut  tidak ditemukan lagi.  (ulo) 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Dua Bahasa Lokal di Merauke Terancam Punah

Pemkab dan Adat Turun ke Kampung Nasem

Letkol Heri Krisdianto: Proxiwor Musuh Bersama