Semua Stakeholder Harus Care Pendidikan
Terkait
10,6 Persen Pelajar Aktif Melakukan Hubungan Seks
MERAUKE- Sekretaris Dinas Pendidikandan Kebudayaan
Kabupaten Merauke Dra. Vonnie Kelanit, M.Pd,
mengajak seluruh stakaholder
untuk care dengan pendidikan. Dimana masalah pendidikan tidak hanya
diserahkan kepada para pendidik, semua pihak
baik guru, pemuka agama, tokoh
masyarakat untuk care terhadap masalah pendidikan anak tersebut. Hal ini dikatakan Vonnie Kelanit menanggapi
data hasil survey yang disampaikan Ketua Yayasan Cenderawasih Merauke Pdt Steve
Labwaer yang menyebutkan dari 2.206
pelajar yang disurvey di 33 sekolah yang ada di Kabupaten Merauke ternyata 10,6
persen diantaranya telah terlibat aktif melakukan hubungan seks.
Mantan
Kepsek SMKN I Merauke ini mengaku kanget
dengan data hasil survey tersebut. Karena menurutnya tidak menyangka sudah terjadi sejauh itu.
Apalagi jumlahnya yang berada di kisaran
10 persen.
‘’Terus
terang saya kaget. Kita tidak menyangka dan tidak bisa memprediksi. Karena secara
fisik kita melihat bahwa anak-anak itu
dalam kondisi aman-aman saja . Tapi ternyata
dalam kondisi tertentu sudah melakukan hubugan seks dengan kekasih atau
pacarnya,’’ kata Vonnie Kelanit ditemui,
Rabu (24/5).
Meksi merasa kaget, namun menurut Vonnie Kelanit kita harus buat
sesuatu agar kedepan hal-hal seperti itu
tidak terjadi lagi. ‘’Kita harus punya pagar dan benteng kuat. Tapi
tidak hanya pendidikan, tapi semua stakeholder
fokus untuk care dengan
pendidikan. Terutama pendidikan remaja sekarang ini,’’ terangnya.
Menurut
Vonnie, harus berani membuat gerakan bersama dan bekerja sama dengan Komisi
Penanggulangan AIDS daerah dan semua pemangku kepentingan lainnya. ‘’Misalnya dari pemangku kepentingan agama sama-sama kita bergandengan tangan agar
hal-hal seperti ini tidak terjadi. Kalaupun terjadi maka kita harus menyikapi dengan dewasa dan bijak dan kita tidak bisa mneghukum
terhadap anak ini. Karena sekarang ini juga ada namanya program pendidikan orang tua,’’ katanya.
Dikatakanm
orang tua juga harus juga memahami
bahwa pendidikan itu tidak hanya tanggung jawab bapak ibu di sekolah.
karena di sekolah hanya 8
jam. Selebihnya ada di rumah. ‘’Sehingga menjadi tanggung jawab orang tua juga
dalam melakukan pengawasan. Tapi kedepan kita harapkan pihak-pihak yang care dengan
hak-hal sepetri itu mungin kita perlu membuat suatu formula untuk mengatasi hal
seperti ini,’’ terangnya.
Dikatakan,
saat ini ada banyak LSM yang memberikan pendampingan kepada sekolah-sekolah
terutama menyangkut pendidikan karakter berbasis kearifan lokal. Jadi dengan
memanfaatkan dan memberdayakan berbagai kearifan lokal, mengajak anak-anak untuk tidak terjerumus kedalam hal-hal yang tidak
sesuai dengan norma agama, adat dan masyarakat.
Dikatakan,
ada berbagai faktor yang menyebabkan
anak terjerumus dalam kegiatan tersebut. Diantaranya, masalah tehnologi, ekonomi, kurangnya pemahaman agama dan sebagainya. ‘’Sekali lagi, semua
stakeholder harus care dengan masalah
pendidikan ini yag tidak hanya
menyangkut ilmu pengetahuan, tapi juga menyangkut pembentukan karakter dari anak tersebut,’’ tambahnya. (ulo)
Komentar
Posting Komentar