Tahun Ini, Kualitas Sebagian Hasil Panen Kurang Bagus

MERAUKE-  Pelaksana tugas Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Merauke Edi Santoso, BSc, mengungkapkan  dengan musim hujan  tahun ini yang menyebabkan  sebagian padi yang siap panen  tergenang banjir menyebabkan  kualitas produksi menurun atau kurang bagus.
‘’Yang jelas kualitas produksinya kurang bagus. Terdapat banyak patahan dan manir,’’ kata  Edi Santoso, ditemui Radar Merauke, saat di VIP Bandara Mopah Merauke, Selasa (16/5).
Edi santoso menyarankan pada petani yang telah panen untuk memanfaatkan bantuan mesin pengering yang telah diberikan di kampung. 
‘’Paling tidak melakukan  kering simpan dulu. Saat mau digiling baru melakukan pengeringan dengan kadar air sampai 13 persen,’’ jelasnya. 
Dijelaskan,  pada tahun ini ada ratusan hektar  padi siap panen telah tergenang banjir, yang tersebar di bebarapa tempat.  ‘’Dari laporan yang  saya terima bulan lalu, ada sekitar 340 hektar  padi siap panen yang kena banjir yang tersebar di sejumlah tempat,’’ katanya.  
Edi Santoso menyebut beberapa lokasi yang kena banjir tersebut yakni di Kampung Sermayam I dan Sermayam II.  Kemudian di SP IV Tanah Miring . Lalu di Kampung Yaba Maru SP 9. Kesemuanya di    Distrik Tanah Miring. Selanjutnya di   beberapa tempat di Distrik Kurik. Namun untuk Distrik Kurik, jelas dia, genangannya tidak sampai  2 hari. Sehingga padinya masih bisa terselamatkan.
Namun begitu, diakui   di beberapa tempat dengan kondisi banjir tersebut,   combine atau mesin pemanen tidak bisa masuk ke sawah karena tergenang air. ‘’Seperti di Kampung Erom, sehingga panennya dilakukan dengan cara manual,’’ jelasnya. Bahkan, kata   Edi Santoso  ada yang panennya terpaksa dilakukan dengan menggunakan  rakit. ‘’Karena  sudah harus panen sementara  tergenang air sehingga petani menyelamatkan dengan cara menggunakan  rakit,’’ jelasnya.
  Edi Santoso juga   menjelaskan, dengan kondisi  jalan tani yang sampai saat ini  masih tanah menyebabkan  petani kesulitan mengeluarkan gabah mereka  dari sawah yang cukup jauh masuk dari jalan aspal. ‘’Masalah jalan tani ini  juga harus menjadi perhatian sehingga ketika musim hujan seperti ini tidak menyulitkan  petani,’’ pungkasnya. (ulo)   


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Dua Bahasa Lokal di Merauke Terancam Punah

Pemkab dan Adat Turun ke Kampung Nasem

Letkol Heri Krisdianto: Proxiwor Musuh Bersama