Tercatat 10,6 Persen Pelajar Lakukan Seks Aktif

Dari Survey 2.206 Pelajar di 33 Sekolah di Merauke

MERAUKE-    Ketua Yayasan Cenderawasih-Merauke,  Pdt Steve Labwaer  mengungkapkan, bahwa  perilaku seks di kalangan remaja di Kabupaten Merauke cukup mengkuatirkan. Sebab, dari hasil survey yang dilakukan di 33 sekolah yang ada di Kabupaten Merauke dengan sampel 2.206 pelajar atau sasaran survey  ternyata 10,6 persen diantaranya telah melakukan seks aktif.
‘’Jadi dari  2.206 pelajar yang jadi sasaran sampel  yang dilakukan di 33 sekolah, ternyata  10,6 persen diantaranya sudah melakukan seks aktif,’’ kata  Steve Labwaer,  pada pertemuan KPA dengan para stakeholder,  Selasa (23/5).   Hanya saja,  Steve Labwaer tidak menyebutkan kapan survey tersebut dilakukan.  
    Dikatakan, ada beberapa pertanyaan yang diberikan kepada pelajar yang disurvey diantaranya  apakah yang bersangkutan ke gereja atau masjid  yang dijawab ya. Lalu pertanyaan kedua kegiatan apa saja yang dilakukan saat ke gereja atau masjid.
‘’Mereka hitung. Ada  yang bisa  tulis 1-6  kegiatan,’’ terangnya. Kemudian, pertanyaan berikutnya, lanjut dia   apakah dalam 3 tahun terakhir ini tokoh agama atau pemimpin agama  membicarakan tentang pendidikan seks yang benar yang dijawab seluruh kuisioner tidak pernah. 
’’Artinya bahwa ada tanggung jawab kita tokoh agama untuk mengedukasi  kepada masyarakat kita. Umat kita terkait dengan pendidikan seks yang benar,’’ katanya.
Selain itu, lanjut dia, terkait evaluasi  penggunaan kondom. Menurut dia, dari  survey yang dilakukan terhadap 211 laki-lai beristri,  ternyata 77 persen atau 161 orang diantaranya mengatakan bahwa pernah melakukan hubungan seks bukan dengan pasangannya. Selain itu,  lanjut Steve Labwaer,  17 persen lainnya mengatakan melakukan hubungan seks dengan pelajar SMP.
     Terkait dengan pemetaan hotspot tahun 2012 lalu di Kabupaten Merauke. Menurut Steve Lobwaer,  ternyata di Merauke hotspot transaksi seks  cukup banyak. Mulai dari pelajar SMP sampai ibu rumah tangga.  ‘’Tantangan kita sampai sampai tahun 2025 sesuai dengan estimasi yang dikeluarkan Kementrian  Kesehatan tahun 2014 mengatakan bahwa sampai 2025  kita di populasi tertinggi adalah penularan seks tertinggi tanpa imbalan. Penularan  tertinggi kedua dari suami ke istri dan penularan sek tertinggi ketiga adalah dari laki-laki ke laki-laki,’’ katanya.
   Steve Labwaer mengungkapkan, untuk seks laki-laki ke laki-laki  berdasarkan data 9 bulan terakhir mulai JUni 2016-Mei 2017, terdapat 228 seks laki laki dengan laki-laki. Dari  jumlah itu,  51 persen diantaranya berumur 15-25 tahu.
Steve Labwaer menambahkan, penularan seks di kalangan  Pencinta Sesama Laki-Laki (PSL) cukup tinggi. Dikarenakan   dalam melakukan hubungan seks tersebut jarang menggunakan pengaman atau kondom.

‘’Ini merupakan tantangan bagi kita tokoh agama. Pemerintah sudah berusaha dengan regulasi. Mari kita mendukung pemerintah. Kalau kita  semua push ke anggaran maka semua anggaran akan tersedot ke  penanggulangan HIV. Tapi kalau satu  tokoh agama berkotbah tentang penanggulangan HIV maka dia sudah berkontribusi  terhadap penangggulangan HIV-AIDS,’’ tandasnya. (ulo)   

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Dua Bahasa Lokal di Merauke Terancam Punah

Pemkab dan Adat Turun ke Kampung Nasem

Letkol Heri Krisdianto: Proxiwor Musuh Bersama