Tercatat 33 TKA di Kabupaten Merauke

Libert/Radar Merauke
Supardi

MERAUKE-Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Merauke mencatat, hingga saat ini sebanyak 33 warga negara asing (WNA) yang bekerja di Kabupaten Merauke. Dari jumlah tersebut, mayoritas bekerja di bidang perkebunan kelapa sawit.
“Kalau untuk perusahaan yang paling banyak menampung tenaga kerja asing adalah PT Bio Inti Agrindo (BIA) dengan 16 tenaga kerja asing,” kata kepala Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi, Oktovianus Kaize melalui Sekertaris dinas, Supardi saat ditemui koran ini, Jumat (12/5) kemarin.
Dikatakan, selama bekerja di Kabupaten Merauke para tenaga kerja asing (TKA) tersebut harus membayar biaya retribusi perbulannya sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang ada senilai $100 atau Rp.1,3 juta.
“Jadi peraturan ini berlaku untuk seluruh Indonesia untuk tenaga kerja asing,” ucapnya.
Selain harus membayar retribusi tersebut, tenaga kerja asing tersebut terus dipantau dan diawasi oleh Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi. Namun, untuk sisi pengawasan menjadi dilema sebab sudah menjadi kewenangan pemerintah provinsi.
“Meskipun demikian fungsi-fungsi pengawasan masih kami lakukan walaupun sudah ada wacana ditarik ke provinsi,” jelasnya.
Terkait dengan jumlah pencari kerja, Supardi mengatakan hingga saat ini berjumlah 4362 orang. Dengan jenjang pendidikan tidak bervariasi yakni, sekolah-pascasarjana, yang terdiri dari 2349 pria dan 2013 wanita. Jumlah tersebut belum termasuk para siswa SMA/SMK yang baru menyelesaikan pendidikannya. Sehingga, angka tersebut dapat berubah alias bertambah.
“Iya, inikan belum terhitung mereka yang baru tamat sekolah. Mereka yang tamat belum tentu semua melanjutkan ke tingkat perguruan tinggi. Pasti ada yang tidak melanjutkan,” tandasnya.
Menurutnya, tinggi angka pencari kerja di Kota Meruake ini disebabkan oleh rendahnya kualitas daripada pencari kerja. Sehingga, belum dapat ditempatkan.
“Padahal peluang lapangan kerja ada, cuma itu yang jadi masalah rendahnya kualitas tenaga kerja kita,” pungkasnya.(nik)



Komentar

Postingan populer dari blog ini

Dua Bahasa Lokal di Merauke Terancam Punah

Pemkab dan Adat Turun ke Kampung Nasem

Letkol Heri Krisdianto: Proxiwor Musuh Bersama