Terlempar, Seorang Guru Jadi Korban Tenggelamnya Kapal
Sulo/Radar
Merauke
Jenazah Imam Nur Hidayat (35) diatas mobil jenazah
ketika tiba di Bandara Mopah Merauke dari Kimaam, Senin (8/5) sekitar pukul
17.00 WIT. Korban Imam Nur Hidayat
adalah guru SD Sabon, Distrik Waan yang
ditemukan tewas akibat kapal yang ditumpanginya terbalik dan tenggelamnya saat
dalam perjalanan dari Kimaam ke Waan, Sabtu (6/5) sekitar pukul 19.00 WIT.
Jenazah
Korban Ditemukan di Sekitar Kampung
Tor
MERAUKE- Belum
hilang dari ingatan atas musibah tenggelamnya perahu yang menewaskan 3 guru di
Kabupaten Asmat bulan lalu, musibah
yang sama kembali menimpah seorang guru di Merauke. Imam Nur Hidayat (35)
yang sehari-harinya bertugas di Kampung Sabon Distrik Waan-Kabupaten Merauke ditemukan tak bernyawa di Kampung Tor,
Distrik Waan, Senin (8/5) sekitar pukul 07.00 WIT.
Korban merupakan satu-satunya
yang ditemukan tak bernyawa dalam musibah terbaliknya kapal yang
ditumpanginya, saat sedang dalam perjalanan dari Kimaam menuju Waan, Sabtu (6/5) sekitar pukul 19.00 WIT. Sedangkan 8 penumpang lainnya selamat dalam peristiwa
tersebut.
Setelah jenasah korban ditemukan,
selanjutnya dievakuasi dari TKP ke Kimaam. Selanjutnya dari Kimaam ke Merauke dengan
carteran pesawat Susi Air.
Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan
Kabupaten Merauke Felix Liem Gebze menjemput langsung jenazah tersebut ke
Kimaam dan tiba di Bandara Mopah Merauke, Senin (8/5) sekitar pukul 17.00 WIT.
Di
Bandara Mopah Merauke, Kepala Distrik
Waan Benedictus Riyadi, S.STP bersama dengan pejabat dan staf Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten
Merauke melakukan penjemputan jenazah. Selanjutnya jenazah dibawa ke Kamar
Mayat RSUD Merauke untuk dimandikan sebelum dibawa ke rumah duka di SP IV Tanah
Miring.
Kepala Badan
Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Merauke
Thiasoni Betaubun, S.Sos, MM, M.Pd , ketika ditemui Radar
Merauke mengungkapkan, berdasarkan
laporan yang diterima pihaknya, musibah kecelakaan itu terjadi saat KM Toledo dengan
driver bernama Ubah melakukan perjalanan dari Kimaam ke Waan dengan membawa 8 penumpang, Sabtu (6/5). Selain 8 penumpang
tersebut, juga memuat 3 drum BBM dan bahan kebutuhan lainnya yang bernilai total
sekitar Rp 50 juta. ‘’Jadi selain membawa BBM 3 drum, kapal juga
membawa bahan kebutuhan lainnya,’’
terangnya.
Ketika
sedang dalam perjalanan tersebut,
kapal dihantam ombak yang diperkirakan
antara 3-4 meter. ‘’Saat berada di
antara Kampung Konorau dan Kampung Waan,
kapal dihantam ombak yang diperkirakan sekitar 3-4 meter,’’ katanya. Waktu kejadian diperkirakan sekitar pukul 19.00 WIT atau 7 malam. Saat itu, korban Imam Nur Hidayat terlempar
dari kapal. Sedangkan 8 penumpang
lainnya termasuk driver tetap berpegang pada kapal yang terbalik tersebut.
‘’Karena 8
orang ini tetap berpegang pada kapal
yang terbalik itu sehingga selamat.
Sedangkan korban yang terpental dari
kapal hilang dan saat itu tidak ditemukan. Apalagi situasi gelap karena sudah
malam,’’ katanya.
Sementara
itu, Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Merauke Felix Liem Gebze mengungkapkan
korban Imam Nur Hidayat merupakan salah
satu guru yang aktif tinggal dan mengajar di Distrik Waan. ‘’Dia, salah satu guru yang aktif bertugas di Waan,’’ katanya
.
Felix
menjelaskan, sejak almarhum bertugas di
SD Inpres Sabon 5 tahun lalu tepatnya 2012 sampai musibah tersebut terjadi,
korban selalu aktif berada di tempat
tugas. Karena jarang meninggalkan tempat tugas itu, sehingga masyarakat sangat
senang kepada almarhum. Karena itu, atas musibah yang dialami korban tersebut, Felix
Liem Gebze mengaku sangat kehilangan seorang guru yang memberikan dedikasi pengabdian di bidang pendidikan.
‘’Kami jajaran dinas pendidikan merasa
kehilangan dan menyatakan belangsukawa atas musibah yang menimpah korban,’’
katanya.
Dikatakan, sebelum kejadian tersebut dirinya beberapa hari lalu sempat memanggil yang bersangkutan ke ruangan
kerjanya untuk menanyakan kondisi pendidikan di Waan setelah adanya guru
kontrak yang ditempatkan di beberapa
sekolah yang ada di Waan. ‘’Beliau
sampaikan bahwa masyarakat senang karena guru sudah mulai aktif meski itu hanya
guru kontrak,’’ jelasnya.
Korban
sendiri, lanjut Felix, datang ke Merauke
untuk belanja kebutuhan ujian nasional
untuk anak-anak SD Sabon.
‘’Sekitar satu minggu lalu, saya suruh
cairkan dana bos. Dan dia habis belanja keperluan persiapan ujian untuk anak-anak,’’
katanya. keperluan kesiapan ujian
tersebut ungkap Felix, seperti bama,
pakaian seragam dan lain-lain. (ulo)
Komentar
Posting Komentar